KABAR PEMALANG – Ada cerita bernuansa legenda seputar keberadaan
kolam renang atau pemandian yang berada dalam satu pengelolaan dengan
Hotel Moga Indah. Yakni mitos tentang para bidadari yang sering
bermandiria di sebuah sendang yang berabad-abad kemudian menjadi
pemandian seperti yang ada sekarang ini.
Benar atau tidaknya mitos tersebut, nampaknya tak perlu dipersoalkan.
Sebab yang pasti, Pemandian Moga merupakan obyek rekreasi yang cukup
representatif bagi warga di kawasan Pemalang Selatan. Bahkan bagi warga
luar daerah seperti Purbalingga, Slawi maupun Banyumas.
Legenda para bidadari konon dipercaya sebagian orang sejak dahulu kala.
Di sebuah daerah pegunungan yang berhawa sejuk dan berpanorama alam nan
indah, terdapat sebuah sendang atau telaga kecil yang letaknya dibawah
sebatang pohon raksasa dan berdampingan dengan sumber mata air atau tuk.
Telaga tersebut menjadi tempat para bidadari membersihkan sekujur badan
alias mandi. Terutama pada menjelang senja hari ketika warna langit
semburat kemerahan. Para bidadari merasa cocok dengan sendang kecil itu
sehingga memastikan untuk mempercantik diri disitu.
Menurut manajer Hotel Moga Indah, Sutiyono, kemungkinan masih ada
kalangan tertentu yang percaya terhadap mitos tersebut. Sehingga merasa
perlu datang dan mandi di kolam agar wajahnya menjadi cantik seperti
bidadari.
Di area kolam yang sekarang itulah sendang tempat mandi para bidadari
berada. Pohon raksasa dalam legenda itupun masih ada dan berdiri kokoh
disamping kolam. Konon masih banyak pengunjung percaya daun kering yang
jatuh ke kolam bisa membawa keberuntungan.
“Konon siapa yang sedang mandi lalu kejatuhan daun dari pohon tersebut
semua keinginannya akan terwujud,” katanya seraya mengaku dirinya tahu
tentang hal tersebut justru dari pengunjung luar daerah. .
Selama lebih 20 tahun bekerja di hotel Sutiyono sudah beberapa kali
mendengar tentang daun jatuh yang membawa keberuntungan tersebut. Namun
anehnya cerita tentang hal itu justru didengar dari pengunjung yang
berasal dari luar daerah seperti Purbalingga dan Banyumas.
“Biarkan saja mereka percaya mitos tersebut, dengan begitu mereka akan datang ke pemandian,” pungkasnya.(Elf).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar