Rabu, 18 Januari 2017

Obyek Wisata Pemandian Moga



KABAR PEMALANG – Ada cerita bernuansa legenda seputar keberadaan kolam renang atau pemandian yang berada dalam satu pengelolaan dengan Hotel Moga Indah. Yakni mitos tentang para bidadari yang sering bermandiria di sebuah sendang yang berabad-abad kemudian menjadi pemandian seperti yang ada sekarang ini.

Benar atau tidaknya mitos tersebut, nampaknya tak perlu dipersoalkan. Sebab yang pasti, Pemandian Moga merupakan obyek rekreasi yang cukup representatif bagi warga di kawasan Pemalang Selatan. Bahkan bagi warga luar daerah seperti Purbalingga, Slawi maupun Banyumas.

Legenda para bidadari konon dipercaya sebagian orang sejak dahulu kala. Di sebuah daerah pegunungan yang berhawa sejuk dan berpanorama alam nan indah, terdapat sebuah sendang atau telaga kecil yang letaknya dibawah sebatang pohon raksasa dan berdampingan dengan sumber mata air atau tuk.

Telaga tersebut menjadi tempat para bidadari membersihkan sekujur badan alias mandi. Terutama pada menjelang senja hari ketika warna langit semburat kemerahan. Para bidadari merasa cocok dengan sendang kecil itu sehingga memastikan untuk mempercantik diri disitu.

Menurut manajer Hotel Moga Indah, Sutiyono, kemungkinan masih ada kalangan tertentu yang percaya terhadap mitos tersebut. Sehingga merasa perlu datang dan mandi di kolam agar wajahnya menjadi cantik seperti bidadari.

Di area kolam yang sekarang itulah sendang tempat mandi para bidadari berada. Pohon raksasa dalam legenda itupun masih ada dan berdiri kokoh disamping kolam. Konon masih banyak pengunjung percaya daun kering yang jatuh ke kolam bisa membawa keberuntungan.

“Konon siapa yang sedang mandi lalu kejatuhan daun dari pohon tersebut semua keinginannya akan terwujud,” katanya seraya mengaku dirinya tahu tentang hal tersebut justru dari pengunjung luar daerah. .

Selama lebih 20 tahun bekerja di hotel Sutiyono sudah beberapa kali mendengar tentang daun jatuh yang membawa keberuntungan tersebut. Namun anehnya cerita tentang hal itu justru didengar dari pengunjung yang berasal dari luar daerah seperti Purbalingga dan Banyumas.

“Biarkan saja mereka percaya mitos tersebut, dengan begitu mereka akan datang ke pemandian,” pungkasnya.(Elf).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar